"Melawan keterbatasan, walau
sedikit kemungkinan
Tak akan menyerah untuk hadapi, hingga
sedih tak mau datang lagi..."
(Sahabat Kecil, Ipang)
Layaknya
kutipan tersebut, aku, kamu, dan kita, menjalani semua bersama dengan begitu
indahnya. Tangis dan tawa, sedih kemudian bahagia. Bersiteru, saling diam,
saling memaafkan, kemudian bersinergi kembali. Ya, entah mengapa, lagu itu
tepat sekali untuk kisah kita.
Berawal
dari masa PEMIRA, saat kita belum saling mengenal, belum memahami apa yang
harus dikerjakan, belum memiliki bekal pengetahuan dan aneka ‘belum’ yang lain.
Kita awali segmentasi hidup baru di laboraturium kecil itu, menyiapkan banyak
harapan, melangkahkan pijakan penuh asa, meskipun banyak kekhawatiran yang
bergejolak, tapi kita tetap memberanikan diri untuk memulai semua itu. Dalam
janji, teriring doa tanpa penghalang, kita melangkah.
Tepat
hari ini, 2 Juli, menjadi hari bersejarah bagi kita, selalu terkenang dan sulit
terlupakan. Ya, hari itu adalah hari lahir kita, Bukan hari lahir untuk setiap
pribadi, tapi lebih dari itu. Hari lahir untuk 15 orang calon pemimpin yang
mencoba menjalani estafet perjuangan dengan kesederhanaan ilmu yang dimiliki...
Sadar akan sedikitnya pengetahuan yang kita punya, kita berkeinginan kuat untuk
belajar dalam ketidaksempurnaan ini.
Dalam
sebuah perjalanan kehilangan selalu menjadi hal yang menyakitkan bagiku, ya
bagiku. Awal merupakan waktu yang terlalu dini untuk akhirnya aku merasakan kehilangan.
Keadaan menuntut untuk melepaskan, dan memaksa untuk mengikhlaskan, tapi ku sadar,
semua adalah takdir-Nya, manusia hanya bisa berencana, namun Allah-lah yang
menentukan. Karena ku yakin, dengan ‘melepaskan’ tersebut ada sebab akibat yang
akhirnya timbul. Dan sebab akibatnya pun, kini ku terima. Terima kasih, untukmu
dan Tuhan, yang memberikan kami--khususnya aku--pelajaran di awal kepengurusan.
Sepanjang
perjalanan, kami berkolaborasi dengan keempatbelas tim yang tersisa.. Sedikit,
ya memang sedikit. Tapi, disini kami menemukan arti sebuah kesetiaan. Arti
sebuah kepedulian, kesabaran, dan kekeluargaan. Saling menanggung, saling mem-backup, sudah menjadi hal yang biasa kami
lakukan.
Seiring
berjalan waktu, banyak hal yang menggoyahkan arah, bagai angin yang selalu
memanggil, mengajak kita ikut dalam kesyahduan pindah tujuan. Keluarga,
akademik, sampai finansial merupakan pertarungan tersulit untuk hati bisa
menentukan pilihan. Ya,.selalu diajarkan, skala prioritaslah yang akhirnya jadi
perhitungan. Saling mengerti, memahami, dan memutuskan, bertindak untuk sesuatu
yang harus dilakukan dengan jernih adalah yang selalu aku salutkan dari tim
keempatbelasan.
Melengkapi.
Dari plegmatis, sanguinis, koleris, sampai melankolis, itu yang terkadang membuat hal-hal
yang dilakukan terkesan romantis, romantis dalam diam. Banyak kejutan-kejutan
kecil--yang biasa sebenarnya--namun terbungkus rapih dalam penyajiannya,
membuat kami selalu saling terpesona.. Sesederhana itu, namun sangat
mengagumkan.
Saling
mengungkapkan kegalauan terkait apapun, menjadi moment yang ditunggu. Berharap mampu menenangkan, dari bercerita
tentang kekhawatiran hingga kepenatan, dan pertemuan keluarga kecil ini selalu
berhasil. Berusaha merespon untuk memberi solusi meskipun hanya kata "semangat!" tapi
selalu dinantikan, dan akhirnya semua menenangkan. Ah,kalian.
Berawal
dari perbedaan karakter, dari hiper yang
sering baper mengego, calm down yang
teramat sering terkesan tak peduli, datar menjadi tatapan menatar sangar, semua
menjadi hal yang tak terlupakan dalam kenangan. Karena semua itu dapat berubah
menjadi keseimbangan karakter yang mampu diposisikan sesuai tempat. Dahsyat.
Seiring
berjalannya waktu, kini kita sudah hampir selesai. Andai kita adalah para bagpacker, kita sudah hampir sampai di tempat
tujuan yang indah. Yang harus mengakhiri sebuah perjalanan panjang dengan
warna-warni kenangan tak terlupakan. Menghabiskan moment akhir dengan pertemuan bersama orang-orang baru di tempat
tujuan, ada yang akan lanjut untuk bergabung bersama yang lain untuk kembali
mengulang perjalanan, ada yang bergabung bersama yang lain untuk pergi tak
kembali ke titik awal, ada yang menetap tapi dengan fokus berbeda, dan banyak
hal lainnya.
Pertemuan
dan perpisahan adalah niscaya. Tak terelakan dan pasti terjadi. Tinggal
bagaimana kita meletakkan keindahan kenangan dalam hati, memposisikan dalam
semangat jiwa, dan menjadikan patokan arah dalam bertindak, agar tahu dimana
jurang yang mampu membuat kita tergelincir, terjatuh atau cukup mengetahui dan
tak mau mengulang semua kejadian yang telah terjadi.
Hakikatnya,
semua yang kita lakukan pasti ada cela ketidaksempurnaan. Kuyakini dan
kupahami, itu adalah pelajaran, yang menjadi alasan mengapa dalam hidup kita
harus selalu belajar. Ya, akhir segera
datang. Terima kasih untuk segala kasih sayang yang tercurahkan antara kita,
atas kenangan, atas pelajaran, atas segala hal yang mungkin tidak ku dapatkan
dalam teori pelajaran.
Oleh : @gianaginaa
No comments:
Post a Comment