MPM IKM PNJ

Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
Follow Me

Media Massa Riwayatmu Kini



By  MPM PNJ     Friday, January 30, 2015    Labels: 


Media Massa Riwayatmu Kini
Oleh : Nurul Fajriah
 http://www.nias-bangkit.com/wp-content/uploads/2013/08/Media-massa.jpg

Dalam fungsinya sebagai media pendidikan, media massa  berkewajiban memasyarakatkan bahasa Indonesia. Media massa harus menjadi teladan dan pelopor dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sesuai dengan KBBI. 

Media Massa kini, hampir sudah tidak sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Hal demikian dapat kita temui di media apa saja. Mulai dari televisi, cetak, bahkan sampai media online, yang kerap kali di akses oleh banyak kalangan. Banyak dari pihak mereka, yang sudah mengabaikan nilai-nilai kesatuan bahasa nasional kita.

Padahal, seharusnya media massa berkewajiban memasyarakatkan bahasa Indonesia. Media harus menjadi teladan dan pelopor dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Namun, dalam praktiknya, banyak yang mengingkari. Tidak semua media cetak punya acuan dalam pembakuan kosa kata dan istilah. Ketidakseragaman istilah antara satu media dengan media lain dapat merusak bahasa Indonesia.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa bersama Balai Bahasa di daerah-daerah provinsi mencatat, setidaknya ada 700 bahasa daerah di Indonesia. Sehingga akan sangat sulit mengatur para awak media untuk tetap menggunakan bahasa kesatuan Republik Indonesia, terutama bagi media-media lokal yang ada di pelosok daerah.

Alasan mengapa media massa menggunakan bahasa lokal karena, media-media tersebut ingin melibatkan urusan emosional dengan penikmat (pembaca, pendengar, pemirsa) berita. Dengan menggunakan bahasa yang sesuai pangsa pasar, maka penikmat media merasa semakin terikat emosinya, karena bahasa yang digunakan tidak jauh berbeda dengan bahasa keseharian mereka.

Tidak hanya media cetak, media elektronik juga berkewajiban memasarkan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar pada khalayak. Terutama media televisi, yang lebih sering dan lebih dekat dengan masyarakat.
Media televisi seharusnya menjadi media pendidik, termasuk mendidik penikmat media tersebut dengan senantiasa, menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saat penyiaran. Jika pada era 90-an stasiun TV lebih sering menyiarkan acara mendidik pada penontonnya, namun sekarang stasiun TV tidak melakukan hal demikian. Banyak tontonan yang tidak mendidik baik dari segi moral maupun tata bahasa.

Kata-kata dan kalimat-kalimat yang tidak benar, banyak sekali terucap pada media massa TV. Pihak televisi juga tidak sungkan lagi memasukan kata-kata asing dalam penyiarannya. Hal demikian, jika dilakukan terus menerus akan mengikis bahasa Indonesia di kalangan pemirsa.

Dewasa ini masyarakat belajar dari media. Sehingga diharapkan media yang menjadi jembatan untuk mempopulerkan penggunaan bahasa Indonesia, itu agar lebih cermat. Banyak istilah yang diserap masyarakat berasal dari media.

Semua yang muncul di televisi seringkali ditiru oleh para penonton. Padahal pada kenyataannya, tidak semua penonton mampu mengolah terlebih dahulu kata-kata yang patut untuk di contoh atau pun tidak sehingga akan menimbulkan efek negatif.

Banyaknya media massa yang masih menggunakan istilah-istilah asing, dan kedaerahan dalam setiap berita yang ditayangkan, membuat masyarakat semakin jauh dari kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Sebagai alat komunikasi massa yang memiliki keterbatasan ruang (media cetak) dan waktu (media elektronik) bahasa media harus padat, singkat, sederhana, lugas, dan mudah dipahami. Dengan bahasa lain: bahasa media harus efektif, efisien, dan komunikatif.

Meskipun singkat dan lugas, bahasa media massa harus komunikatif, denotatif, dan bisa dipahami semua kalangan. Dengan bahasa yang lugas pembaca tidak perlu mengulang-ulang apa yang dibacanya karena ketidakjelasan bahasa yang digunakan surat kabar. Namun, efisiensi bahasa seharusnya tetap dilakukan secara wajar dan tidak menabrak kaidah berbahasa

Dengan berbagai masalah kompleks yang ada di media massa kini, menjadi tanggung jawab kitalah sebagai mahasiswa, untuk memperbaikinya. Biasakan menggunakan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah. Alangkah lebih baik menggunakan “makan siang” dibanding menggunakan kata “Lunch”.

Sebisa mungkin hindari bahasa ‘gado-gado’. Karena tentunya lebih baik mencintai bahasa kesatuan negeri sendiri, dengan mengutamakan bahasa Indonesia daripada menggunakan bahasa asing dan daerah. Agar kelak, media massa kembali pada fungsi awalnya, sebagai media pendidikan. Termasuk dalam mendidik anak-anak negeri ini, membiasakan diri menggunakan bahasa  yang baik dan benar.


About MPM PNJ

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Maecenas euismod diam at commodo sagittis. Nam id molestie velit. Nunc id nisl tristique, dapibus tellus quis, dictum metus. Pellentesque id imperdiet est.

No comments:

Post a Comment


Kritik dan Saran MPM

Name

Email *

Message *

Translate